Kamis, 17 November 2016

MAKALAH PERANAN KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN



PENGANTAR PENDIDIKAN
PERANAN KELUARGA & MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN

OLEH:
MULIAWATI
SRI DEVI SATYAHARI
YULIANA KATODA
FARIDA RAMBU TAGU
NI MADE WIK WAHYUNI
DWI PUJI SETYA NING RINI
FLORENTINA LAMABELAWA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2016



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
 Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah hanyalah membantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan keluarga ke sekolah memerlukan kerja sama antara orang tua (keluarga) dan pendidik (sekolah).
Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antarpribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan. Namun disayangkan kurangnya komunikasi terhadap orang tua siswa dengan guru yang mengajar dan sekolah dimana tempat anaknya dititipkan untuk menuntut ilmu pendidikan. Dengan kurangnya komunikasi pada ke tiga elemen ini membuat ketidak seimbangan informasi terhadap anak didiknya baik pada saat berada di sekolah maupun  dirumah.
Agar bisa memajukan pendidikan perlu adanya komunikasi antara sekolah dan orang tua murid agar bisa menyesuaikan cara belajar yang baik untuk meningkatkan motivasi anak untuk belajar lebih rajin. Jika komunikasi ini berjalan dengan baik tentu bisa meningkatkan kecerdasan anak yang diinginkan baik dari orang tua dan sekolah.

1.2  Rumusan Masalah

  1.       Bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan ?
  2.       Bagaimana peranan masyarakat dalam pendidikan ?
  3.       Bagaimana kerjasama antara keluarga masyarakat dalam pendidikan ?

1.3  Tujuan
  1.   Memahami peranan keluarga dalam pendidikan.
  2.   Memahami peranan masyarakat dalam pendidikan.
  3.   Mengetahui kerjasama antara keluarga dan masyarakat dalam pendidikan.

BAB II

ISI

2.1  Peranan Keluarga Dalam Pendidikan

Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 10 ayat (4) dinyatakan bahwa: pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan. Sementara itu, dalam GBHN 1993 dinyatakan:
“Pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antarberbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, maupun antara sektor pembangunan lainnya serta antar daerah. Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional”.
Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak ialah peletak dasar bagi pendidikan, namun perlu didasari oleh teori pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Artinya keluarga juga harus memahami masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana mendidik anak sesuai dengan perkembangan anak. Di samping itu keluarga dalam mendidik tidak boleh memaksakan kehendak kepada anak, namun harus memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih, dengan tetap mendampingi agar anak tidak salah dalam memilih.
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disandarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain:
1.      Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya;
2.      Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain;
3.      Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan agama yang di anutnya.
Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara kontinu perlu dikembangkan kepada setiap orang tua sehingga pendidikan yang dilakukan tidak berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tetapi telah didasari oleh teori-teori pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderung selalu berubah.
Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
Pada dasarnya cukup banyak cara yang dapat ditempuh untuk menjalin kerja sama antara keluarga dengan sekolah. Berikut ini beberapa contohnya.
1.   Adanya Kunjungan ke Rumah Anak Didik
Pelaksanaan kunjungan ke rumah anak didik ini berdampak sangat positif, di antaranya:
a.  Kunjungan melahirkan perasaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu memerhatikan dan mengawasinya.
b.     Kunjungan tersebut member kesempatan kepada si pendidik melihat sendiri dan mengobservasi langsung cara anak didik belajar, latar belakang hidupnya, dan tentang masalh-masalah yang dihadapinya dalam keluarga.
c.      Pendidik berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orang tua anak didik tentang pendidikan yang baik, cara-cara menghadapi maslah-masalh yang sedang dialami anaknya (kalau anaknya bermasalah), dan sebagainya.
d.      Hubungan anatara orang tua dengan sekolah akan bertambah erat.
e.      Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orang tua anak didik untuk lebih terbuka dan dapat bekerja sama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya.
f.  Pendidik mempunyai kesempatan untuk mengadakan interview mengenai berbagai macam keadaan atau  kejadian tentang sesuatu yang ingin ia ketahui.
g.     Terjadinya komunikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan anak serta saling member petunjuk anatara guru dengan orang tua.

2.      Diundangnya Orang Tua ke Sekolah
Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri oelh orang tua, maka akan positif sekali artinya bila orang tua diundang untuk datang ke sekolah. Kegiatan-kegiatan dimaksud umpamanya class meeting yang berisi perlombaan-perlombaan yang mendemonstrasikan kebolehan anak dalam berbagai bidang, pameran hasil kerajinan tangan anak, pemutaran film pendidikan, dan sebagainya.

3.      Case Conference
Case Conference merupakan rapat atau konferensi tentang kasus.Biasanya digunakan dalam bimbingan konseling.Peserta konferensi ialah orang yang betul-betul mau ikut membicarakan masalah anak didik secaraa terbuka dan sukarela, seperti orang tua anak didik, guru-guru, petugas bimbingan yang lain, dan para ahli yang ada sangkut pautnya dengan bimbingan seperti social worker dan sebagainya.Konferensi biasanya dipimpin oleh orang yang paling mengetahui persoalan bimbingan konseling, khususnya tentang kasus dimaksud.
Semua data dari “commulative record” anak didik dipergunakan, kalau memungkinkan didemonstrasikan. Materi dari pembicaraan di dalam konferensi bersifat confidential (di jaga kerahasiannya), sesuai dengan sifat kerahasiaan peruses bimbingan konseling.
Konferensi tersebut bertujuan mencari jalan yang paling tepat agar masalah anak didik dapat diatasi dengan baik. Biasanya hasil konferensi akan lebih baik karena data dikumpulkan oleh beberapa orang, serta interpretasi, analisis dan penentuan diagnosis suatu masalah dilakukan dengan sistem musyawarah mufakat.
4.      Badan Pembantu Sekolah
Badan pembantu sekolah ialah organisasi orang tua murid atau wali murid dan guru. Organisasi dimaksud merupakan kerja sama yang paling terorganisasi anatara sekolah atau guru dengan orang tua murid. Contoh yang ada sekaang dikenal dengan istilah Komite Sekolah.
5.      Mengadakan Surat Menyurat anatara Sekolah dan Keluarga
Surat-menyurat ini diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan bagi perbaikan pendidikan anak didik, seperti surat peringatan dari guru kepada orang tua jika anaknya perlu lebih giat, sering membolos, sering berbuat keributan, dan sebagainya.
6.      Adanya Daftar Nilai atau Raport
Raport biasanya diberikan setiap semester kepada murid ini dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah dengan orang tua. Sekolah dapat memberi surat peringatan atau meminta bantuan orang tua bila hasil raport anaknya kurang baik, atau sebaliknya jika anaknya mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran, agar dapat lebih giat mengembangkan bakatnya atau minimal mampu mempertahankan apa yang sudah dapat diraihnya.

2.2 Peranan Masyarakat Dalam Pendidikan
Masyarakat disebut lingkungan pendidikan nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis.
Antara masyarakat dengan pendidikan punya keterkaitan dan saling berperan. Apalagi pada zaman sekarang ini, setiap orang selalu menyadari akan peranan dan nilai pendidikan. Oleh karena itu, setiap warga masyarakat bercita-cita dan aktif berpatisifasi untuk membina pendidikan. Masyarakat maju karena pendidikan  yang maju hanya akan ditemukan dalam masyarakat yang maju pula.
 Fungsi pendidikan di sekolah sedikit banyak dipengaruhi pula oleh corak pengalaman seseorang di lingkungan masyarakat. Pengalaman pada berbagai macam kelompok pergaulan di dalam masyarakat, jenis bacaan, tontonan, serta aktivitas-aktivitas lainnya di tengah masyarakat kesemuanya membawa pengaruh terhadap fungsi pendidikan yang dimainkan oleh sekolah terhadap diri seseorang. Kondusif tidaknya dan positif tidaknya pengalaman seseorang di lingkungan masyarakat tidak dapat dielakan pengaruhnya terhadap keberhasilan fungsi pendidikan di sekolah.
Karena hal itulah, maka sekolah juga berkepentingan dengan perubahan lingkungan seseorang di tengah-tengah masyarakatnya, antaralain bisa dilakukan dengan melalui fungsi layanan konseling, penciptaan forum komunikasi antara organisasi sekolah dengan organisasi serta lembaga-lembaga lainya di masyarakat. Sebaliknya partisipasi secara sadar dari seseorang untuk senantiasa belajar dari lingkungan masayarakat, sedikit banyak juga ditentukan oleh tugas-tugas belajar serta pengarahan belajar yang dilancarkan di sekolah.
Beberapa peran masyarakat dalam pendidikan;
1.      Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah.
2.      Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
3.      Masyarakatlah yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung museum, perpustakaan, panggung-panggung kesenian, kebun binatang, dan sebagainya.
4.       Masyarakat yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah. Mereka dapat diundang ke sekolah untuk memberikan ketrangan-keterangan mengenai suatu masalah yang sedang dipelajari anak didik.Orang-orang yang mempunyai keahlian khusus banyak sekali terdapat di masyarakat, seperti petani, peternak, saudagar, polisi, dokter, dan sebagainya.
5.      Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar.
Dengan demikian, jelas sekali bahwa peran masyarakat sangatlah besar terhadap pendidikan sekolah. Untuk itu, sekolah perlu memanfaatkannya sebaik-baiknya, paling tidak bahwa pendidikan harus dapat mempergunakan sumber-sumber pengetahuan yang ada di masyarakat dengan alasan sebagai berikut.
1.      Dengan melihat apa yang terjadi di masyarakat, anak didik akan mendapatkan pengalaman langsung (first hand experience) sehingga mereka dapat memiliki pengalaman yang konkret dan mudah diingat.
2.      Pendidikan membina anak-anak yang bersal dari masyarakat, dan akan kembali ke masyarakat.
3.      Di masyarakat banyak sumber pengetahuan yang memungkinkan guru sendiri dalam mengetahuinya.
4.      Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan orang-orang yang terdidik dan anak didik pun membutuhkan masyarakat. Peranan keluarga dalam pendidikan




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa :
1.      Keluarga merupakan peletak dasar bagi pendidikan, namun perlu didasari oleh teori pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
2.      Keluarga dalam mendidik tidak boleh memaksakan kehendak kepada anak, namun harus memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih, dengan tetap mendampingi agar anak tidak salah dalam memilih.
3.      Peran masyarakat sangat diperlukan untuk memajukan pendidikan.
4.      Terjalinnya komunikasi yang baik antara keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk membentuk anak didik yang berpendidikan baik dari sikap, perilaku, dan agamanya.
3.2 Saran
Untuk keselaran pendidikan perlu adanya kerjasama antara sekolah, keluarga dan masyarakat. Sebagai pihak sekolah juga perlu mengadakan pendekatan yang lebih kepada peserta didiknya agar tercapai pendidikan yang di inginkan. Apabila hubungan anatar sekolah, keluarga dan masyarakat terjalin dengan baik, ini menjadi sumber pelajaran yang baik bagi perkembangan pendidikan yang terus berkembang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca terutama pihak keluarga dan masyarakat dalam memajukan pendidikan.








DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah. Dasar-dasar llmu Pendidikan . Ed. Revisi. Jakarta. Rajawali Pers. 2009.
M. Arifin  - Aminuddin Rasyad, Dasar-dasar Kependidikan, Dirjen. Bimbingan lslam dan Universitas Terbuka, Jakarta, 1991.
Tap MPR Nomor ll/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bina Pustaka Tama, Surabaya, 1993.
Ogburn & Nimkolf, Sosiology, Houghton Mifflin Coy.New York, 1964, hlm. 291.
Robert W. Richey, planning for Teaching an Introduction to Education, Mc.Graw Hill Book Coy, New York 1968.
Sanafiah Faisal, dalam Tim Dosen FIP IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1988.
Abdul Manan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2004)
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatanya, Jakarta. Rajawali Pers, 2010.
Buchari Alma, Kewirausahaan, (Alfabeta, Bandung : 2009)
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (PT.Remaja Rosdakarya : 2007).
Syukur Fatah. Teknologi Pendidikan. RaSAIL Media Group, Semarang. 2008.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Media Pembelajaran Cheloniamydas 26 Blogger Template by Ipietoon Blogger Template